Selasa, 05 Februari 2013

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN



BHAKTI MARGA  JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN
Oleh :
Ni Komang Nova Ayu Purnami

Om Swastyastu,
Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah,
(Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkah dan rahmatnya, saya diperkenankan untuk menyampaikan dharma wacana yang bertemakan Catur Marga, Jalan Mencapai Kebahagiaan.
Umat Sedharma yang terkasih,
Catur Marga adalah salah satu konsep yang diajarkan didalam Veda yang secara umum berarti empat jalan untuk mendapatkan inti sari kebenaran dan kebahagiaan serta mencapai Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang dibagi menjadi empat jalan, yakni:
1. Bhakti Marga adalah usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan jalan sujud bhakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
2. Karma Marga berarti jalan atau usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan melakukan kebajikan, pelayanan, tugas, persembahan dan amal dengan tiada terikat oleh nafsu  hendak mendapatkan kemasyuran, kewibawaan dan keuntungan - keuntungan lainnya.
3. Jnana Marga ialah suatu jalan dan usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan mempergunakan kebijaksanaan filsafat (Jnana).
4. Raja Yoga Marga ialah suatu jalan untuk mencapai Jagadhita dan Moksa melalui pengabdian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa yaitu yang di dasari oleh asana, yoga, kosentrasi dan meditasi pada atman untuk merealisasikan Tuhan dalam diri manusia.
Jalan/marga yang paling sederhana dalam kehidupan saat ini (jaman kali) adalah Bhakti Marga. Disini Tuhan diwujudkan sebagai penguasa yang sangat penyayang, di ibaratkan sebagai ayah, ibu, kakak, sahabat, tamu dan sebagainya. Orang yang melaksanakan jalan ini meninginkan kebahagiaan rohani (svasti). Menurut Bhakti Marga, Tuhan adalah  sosok yang dekat, umum, dapat dengan mudah dicintai dan di dekati dengan berbagai cara yang diyakini, seperti yang terdapat dalam sloka Bhagavadgita (IV,11), yang bunyinya sebagai berikut:
Ye Yatha mam prapadyante
Tams tathaiva bhajami aham
Mama vartmanuvartante
Manusyah partha sarvasah
Yang artinya :
Bagaimanapun (jalan) manusia mendekati-Ku, Aku terima, wahai Arjuna. Manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan.
Kemudian sloka berikutnya, (Bhagavadgita,IX,26) yakni :
Patram puspam phalam toyam
Yo me bhaktya prayacchati
Tad aham bhakty-upahrtam
Asnami prayatatmanah
Yang artinya :
Siapapun yang dengan sujud bhakti kepada-Ku mempersembahkan sehelai daun, setangkai bunga, sebiji buah, setetes air, Aku terima dengan segala bhakti persembahan dari  orang yang berhati suci.
Saudara-saudaraku yang berbahagia,
Bhakti merupakan dasar penbentuk agama. Bhakti adalah jalan termudah dan dapat dikombinasikan dengan ketiga jalan yang lainnya, pada dasarnya ketiga jalan yang lain  memerlukan adanya Bhakti untuk membuat jalan tersebut menjadi lebih mudah dan membuat seseorang semakin tegar dalam menghadapi cobaan yang mungkin muncul dalam menempuh kehidupannya. Dalam Bhakti tidak ada aturan yang begitu mengikat, intinya adalah adanya rasa bhakti atau kecintaan pada Sang Hyang Widhi Wasa.
Suatu kisah tentang Rama seorang Avatara dan raja yang Agung, dengan Sabari, salah seorang bhaktanya yang termashyur. Sabari adalah seorang wanita kasta rendah yang ingin sekali memperoleh darsan Rama sang Avatara. Ia tinggal seorang diri di suatu pertapaan yang terpencil di dalam hutan. Ia mengisi hidupnya untuk menanti Rama dan berharap sang Avatara akan datang melewati hutan tempat tinggalnya dan menghampirinya. Setiap hari ia mengumpulkan buah dan akar-akaran untuk dipersembahkan pada Rama. Pada suatu hari kerinduannya terpenuhi. Rama benar-benar datang melewati hutan itu. Ketika Rama menikmati buah dan akar-akaran persembahannya, Sabari menjatuhkan diri dan bersujud di kaki-Nya dan berkata,” Oh Tuhan, saya hanyalah seorang wanita yang bodoh dan berasal dari kasta yang rendah. Bagaimana saya dapat memuji Tuhan? Saya tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana cara melakukannya.” Rama tersenyum dan berkata, “ Sabari, misi-Ku adalah menjalin hubungan bhakti. Aku tidak mempunyai pertalian dengan suku bangsa atau kasta. Apakah gunanya memiliki kekayaan, kedudukan, atau karakter tanpa bhakti kepada Tuhan? Bhakta dapat mencapaiKu melalui Sembilan jalan, masing-masing jalan itu dapat membawa mereka kepadaKu.”
Sembilan jalan yang dimaksud (Nava Vida Bhakti) tercantum dalam Bhagavata Purana (VII, 5.23) yaitu :
Sravanam, kirtanam, visnohsmaranam,
Padasevanam, vandanam, arcanam, dasyam,
Sakhyam, atmanivedanam.
Yang artinya :
Mendengarkan prihal kemuliaan Tuhan, menyanyikan namaNya, mengingat dan merenungkan kemuliaan Tuhan, memuja kaki Tuhan, membaca kitab suci, menghormati Tuhan melalui media Arca, mengabdi kepada Tuhan, mencapai kedekatan dengan Tuhan, pasrah diri kepada Tuhan.
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Sravanam artinya mendengarkan mengenai nama suci Tuhan, lila rohani-Nya, kemunculan rohani-Nya ini adalah merupakan awal pelayanan bhakti. Kemunculan dan aktivitas rohani sangat penting di awali dengan sravanam seperti yang diajarkan oleh Rsi Narada, ini adalah awal untuk mencapai sad-cid-ananda-vigraha.
2. Kirtanam adalah memuja Tuhan dengan menyanyikan nama-nama Tuhan atau kidung suci keagamaan seperti bhajan yang bertujuan memuliakan Tuhan dan menjelaskan tentang nilai-nilai kemanusiaan. Kidung suci yang dinyanyikan dengan sungguh-sungguh dan terus menerus akan dapat mengantarkan manusia pada suatu kehidupan yang bahagia. Dengan kirtanam kita melakukan bhakti guna membuka pintu Padma Hrdaya untuk menstanakan Tuhan dalam diri. Kirtanam dapat mengakibatkan atman menguasai budhi, budhi menguasai manah, dan manah menguasai indria. Dengan kondisi seperti ini, maka orang akan dapat mengendalikan tingkah lakunya dan menyebabkan nya selalu betusaha berbuat baik. Selanjutnya kirtanam dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni :
1. Nista atau melakukan kirtanam secara waikhari yakni dengan suara yang jelas dan dapat didengar.
2. Madhya atau melakukan kirtanam secara upamsu yakni hanya dengan gerak lidah tetapi tanpa suara, artinya tidak dapat didengar.
3. Utarna atau melakukan kirtanam secara manasika yakni diucapkan didalam hati.
3. Smaranam adalah berbhakti kepada Tuhan dengan jalan selau ingat pada Tuhan dan manifestasi-Nya. Ini sangat penting dalam menjaga prilaku agar tidak menyimpang dari jalan dharma. Semakin kuat kita mengingat keberadaan dan kemahakuasaan-Nya, maka semakin kuat pula getaran kesucian Tuhan mempengaruhi totalitas diri kita. Dengan semakin kuatnya getaran kesucian yang kita dapatkan, maka kegiatan kita pun akan menjadi semakin baik, dijauhkan dari segala halangan dan selalu memperoleh perlindungan-Nya.
4. Vandanam adalah bentuk bhakti yang dilakukan dengan jalan membaca kitab suci Veda dan sastra suci. Ini sangat bermanfaat untuk menambah penguasaan dan pemahaman akan sastra-sastra suci Veda. Vandanam adalah suatu bentuk bhakti yang menjaga proses terbentuknya struktur alam pikiran yang ideal. Dengan membaca secara  berulang-ulang, baik itu sastra –sastra agama  maupun mitologi agama dengan  penuh rasa bhakti, maka kekuatan budhi akan semakin terbentuk, sehingga pikirn egoisme pun dapat dikuasai.
5. Padasevanam merupakan perwujudan bhakti kepada Tuhan dengan menyembah kaki padma Tuhan. Kaki padma diartikan sebagai kaki yang maha suci milik Tuhan.
6. Dasyam adalah berbhakti dengan jalan melayani dan mengabdi pada Tuhan Yang Maha Esa yang pada umumnya lewat pemujaan pada arca dan pelayanan kemanusiaan. Proses bhakti ini di Bali biasa disebut dengan ngayah. Ngayah itu merupakan pengabdian yan penuh keikhlasan, ketetapan hati yang bulat dan kesungguhan serta penuh rasa bhakti.dengan ngayah atau mengabdi ataupun melayani Tuhan, maka rasa ego atau ahamkara itu ditiadakan atau dikekang sekuat mungkin. Dengan menghilangkan egoisme, maka orang akan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Sebaliknya, jika egoisme itu tinggi, apalagi jika disertai dengan keterikatan dengan duniawi dan rasa amarah, maka orang akan menjadi jauh dengan Tuhan.
7. Arcanam adalah memuja dan menghormati Tuhan melalui media arca atau pratima. Perlu dimaklumi bahwa dalam kitab Pratimalaksana menjelaskan bahwa jika seseorang membuat atau memperbaiki Arca pemujaan kepada Tuhan, maka jiwanya yang murni akan mendapatkan hidup bagai di Surga lebih dari 100 Yuga. Ini berarti bahwa, berbhakti kepada Tuhan melalui pembuatan atau pemeliharaan Arca akan memberikan pahala yang sangat tinggi.
8. Sakhyam adalah bentuk bhakti kepada Tuhan seperti hubungan bersahabat dekat. Dalam hubungan ini seseorang tidak perlu canggung lagi, ia dapat mengutarakan semua isi hatinya kepada Tuhan.
9. Atmanivedanam adalah bentuk pemujaan yang dilakukan dengan penyrahan diri sepenuhnya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ini dilaksankan oleh para bhakta yang murni. Menurut Svami Sivananda, Atmanivedanam atau penyerahan diri secara total kepada Tuhan dapat dibagi dalam dua tahap sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah Markata Nyaya yang merupakan penyerahan diri secara total kepada Tuhan, dengan selalu berpegang teguh pada keberadaan dan kemahakuasaan-Nya, melalui semua ajaran yang diturunkan-Nya dalm kitab suci Veda. Penyerahan diri seperti ini hanya dapat dilakukan oleh mereka yang atmanya telah sepenuhnya menguasai budhi, manah, dan indriya. Segala aktivitas manah, budhi dan indriyanya sudah dapat dkendalikan oleh atman. Penyerahan diri sepenuhnya seperit ini diyakini akan memberikan keselamatan, sepanjang orang yang bersangkutan berpegang teguh kepada Tuhan dan ajaran-Nya.
2. Tahap kedua adalah Marjara Nyaya yaitu merupakan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang sudah sempurna dan lebih tinggi tingkatanya. Orang yang berbhakti dengan jalan Marjara Nyaya ini tidak lagi aktif mendekati Tuhan, tetapi Tuhanlah yang sepenuhnya menentukan bagaimana nasib orang itu yang paling tepat, sesuai dengan tingkatan karma yang telah dilakukan. Penyerahan diri kepada Tuhan ini janganlah dipandang sebagai prilaku yang pasif atau hanya menunggu nasib saja, sebab menyerah dan menugu nasib tidaklah termasuk dalam Atmanivedanam.
Umat Sedharma yang Budiman,
Bhakti yang murni segera membawa rasa lega, bebas dari segala jenis kesengsaraan material. Bhakti Marga adalah pencarian sejati, pencarian sebenarnya terhadap Tuhan, sebuah pencarian yang berawal dari kasih, berlanjut dengan kasih dan berakhir dengan kasih. Satu momen kerinduan yang yang mendalam akan kasih Tuhan yang akan membawa kita pada kebebasan yang abadi. “ Bhakti “ seperti yang dikatakan oleh Rsi Narada dalam penjelasannya tentang bhakti, “ adalah kasih mendalam terhadap Tuhan.” Ketika manusia mencapainya, ia akan mengasihi semua, tidak membenci siapapun, mencapai kedamaian dan mencapai suatu kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, rasa damai, cinta kasih, kepuasan, kenikmatan dan kegembiraan.
Om Santih, Santih, Santih Om




3 komentar:

  1. Ampuryang titiang memberikan komentar asiki .
    Sebaiknya jangan menggunakan bahasa panjatkan,seperti mau panjat pohon mangga saja😊.alangkah baiknya menggunakan kata haturkan .
    Ngih suksma

    BalasHapus
  2. Tyang sangat senang dengan naskah darmawacana ini, klw bisa tolong kupas habis tentang kirtanam yg dr kitab suci veda misal dr Bhagavad Gita, sarascamuscaya dll kalau ada, suksme

    BalasHapus